- Back to Home »
- Jenis Jenis Prosesor
Posted by : Unknown
Friday, March 2, 2012
Perkembangan teknologi prosesor begitu pesatnya akhir-akhir ini. Dalam setahun bisa muncul beberapa jenis prosesor yang baru.
Hal ini dipicu oleh
Pertama oleh tuntutan pengembangan itu sendiri
kedua oleh persaingan sengit antara 2 raksasa produsen prosesor, Intel dan AMD.
Hal ini dipicu oleh
Pertama oleh tuntutan pengembangan itu sendiri
kedua oleh persaingan sengit antara 2 raksasa produsen prosesor, Intel dan AMD.
Sebagai orang awam, tentu kita tidak
paham masalah-masalah teknis, itu adalah bagian orang IT. Tapi
setidaknya kita harus tahu jenis prosesor apa saja yang ada saat ini,
sehingga saat kita akan membeli komputer kita, sedikit banyak, tahu apa
yang kita beli.
Intel vs AMD
Dari beberapa produsen prosesor, hanya
ada 2 nama yang menguasai pasar, Intel dan AMD (Advance Micro Device).
Bagi sebagian besar orang awam, malah hanya tahu satu nama, yaitu Intel.
Bahkan ada yg hanya mengenal salah satu merk dagang dari Intel, yakni
Pentium. Memang Pentium adalah nama prosesor Intel yg paling melegenda.
Bagi orang yg agak “mengerti” tetek
bengek komputer, mungkin sudah kenal nama AMD. Tapi nama ini
dipersepsikan sebagai prosesor yang murahan, panas, jelek dan imitasi
dari prosesor Intel. Persepsi ini tdk bisa dipersalahkan 100%. Awalnya
AMD memang hanya membuat prosesor dgn “menjiplak” teknologi Intel dan
atas “restu” pihak Intel, tentu saja.
Namun, karena satu dan lain hal, terjadi
persengketaan yg cukup sengit antara Intel dan AMD dan pengadilan
mengharuskan AMD mengembangkan sendiri teknologi pembuatan prosesornya.
Dari sejak itu, para engineer AMD terpaksa bekerja keras siang dan
malam. Kucuran keringat mereka itu tidak sia². Setelah beberapa tahun
“tirakat” di dalam laboratorium, mereka berhasil membuat prosesor yang
bisa mengimbangi, bahkan dlm suatu periode waktu tertentu, mengungguli
“guru”nya, dlm hal ini Intel, tentu saja. Namun harus diakui bahwa dalam
bidang pemasaran AMD masih tertinggal jauh dari Intel, tetapi tidak
dalam bidang teknologinya.
Jadi persepsi bahwa AMD itu murahan,
jelek, panas, imitasi dan yg negatif² lainnya, saat ini sudah tidak
berlaku lagi. Kita punya pilihan yang sama² mumpuni untuk prosesor,
Intel atau AMD.
Dulu kinerja prosesor dilihat dari
kecepatannya, yang diukur dengan satuan MHz (Mega Hertz) atau GHz (Giga
Hertz). Produsen prosesor terus berlomba menciptakan prosesor dgn
kecepatan tertinggi. Sejak jamannya Pentium 4 kecepatan prosesor sudah
lebih dari 1.000 MHz sehingga mulai populer lah satuan GHz (1 GHz =
1.000 MHz) dalam mengukur kecepatan prosesor.
Perlombaan ini seakan tak ada batasnya, 2
GHz terlampaui, 3 GHz terlampaui. Sampailah pada suatu titik dimana
mulai terjadi keterbatasan (limitasi) dlm meningkatkan kecepatan
prosesor. Limitasi yg paling sulit diatasi adalah temperatur. Semakin
cepat prosesor, semakin tinggi panas yang dihasilkan, semakin diperlukan
sistem pendinginan yg lbh canggih. Limitasi lain adalah konsumsi daya,
semakin cepat prosesor, semakin banyak pula energi yang dibutuhkan untuk
menjalankannya. Efisiensi lalu menukik tajam. Pada titik ini, para
perancang prosesor mulai menciptakan ajang adu balap yang baru, dlm hal
ini adu kinerja dan efisiensi prosesor.
Adu Balap Kinerja Prosesor
Pihak pertama yg menyadari bahwa adu
cepat, pada suatu titik, akan menjadi sebuah ke-sia²an adalah AMD.
Mereka sadar akan sulit bersaing dengan Intel kalau mereka berpacu di
lintasan balap yg sama. Mereka mengembangkan prosesor tdk lagi berbasis
kecepatan tapi berbasis kinerja. Yang jadi ukuran bukan lagi tingkat
kecepatan (speed rating) melainkan tingkat kinerja (perfromance rating).
Dengan cerdik AMD menamai prosesornya tidak dengan kecepatan (berapa
GHz) tapi dengan angka perfromance ratingnya. Dan tolok ukurnya juga
mereka sendiri yg menentukan. Jadi orang akan sulit memperbandingkan
apple to apple antara prosesor AMD dan Intel pada saat itu.
Contohnya, AMD mengeluarkan prosesor dgn
kecepatan “hanya” 1.8 GHz, mereka memberi nama Athlon64 3000+. Angka
3000 secara tersamar mengacu ke angka 3 GHz. Mereka seakan hendak
mengatakan bahwa Athlon64 3000+ (sekalipun kecepatannya hanya 1.8 GHz)
memiliki kinerja mengimbangi prosesor (Intel) yg berkecepatan 3 GHz. Dan
pada kenyataannya memang, lebih kurang, demikian.
Dengan kecepatan yg relatif rendah itu,
maka panas yg dihasilkan tdk terlampau tinggi dan lbh hemat daya. Biaya
produksinya pun bisa ditekan lbh rendah. Toh pada akhirnya para pengguna
komputer tdk peduli berapa GHz kecepatan prosesornya, yang penting
seberapa banyak output kinerjanya. Sesuai tidak dgn uang yg sdh mereka
bayarkan.
Akhirnya , mau tak mau, Intel juga
menganut filosofi yg sama. Mereka menamai prosesor dgn kode² huruf dan
angka yg tidak mengacu lagi kepada kecepatan. Pentium D 631 adalah salah
satu contohnya.
Prosesor Berinti Banyak
Ketika penggunaan komputer semakin meluas
dan beragam, dituntut pula prosesor yang bisa mengerjakan beberapa
tugas sekaligus. Sudah jamak sekarang ini orang mengetik laporan di
komputer sekaligus mendengarkan musik dan pada saat yang sama dia sedang
merubah (convert) file musiknya dari format CD ke format mp3 unt
dipindah ke mp3 playernya. Istilahnya kerennya multi-tasking,
mengerjakan beberapa hal sekaligus di satu komputer yg sama.
Pada komputer yg inti (core) prosesornya
hanya satu (single core), hal ini memang masih bisa dikerjakan. Namum
krn “otak”nya (core adalah otak dari prosesor) cuma 1 terpaksa bbrp
tugas itu dikerjakan secara bergantian dan bergiliran. Untuk tugas² yg
“ringan” seperti mendengarkan musik sambil mengetik surat, misalnya,
prosesor single core masih mampu menanganinya tanpa si pengguna merasa
“terganggu”. Tapi kalau tugas² itu cukup “berat” seperti converting
file, main game 3D dsb, kadang terjadi lag atau program terhenti
sejenak. Kalau mendengarkan musik, maka alunan suara akan terdengar
putus². Itu tandanya prosesor sdh kewalahan menangani tugas yg
ber-tumpuk².
Produsen prosesor merespons tuntutan para
penggunanya dengan menciptakan prosesor yg memiliki lebih dari 1 core
(multi core). Angka yg terdekat setelah 1 tentu saja 2. Maka lahirlah
prosesor berinti 2 (dual core). Intel mulai dgn Pentium D (PD) dan AMD
mulai dgn Athlon64 X2 (A64 X2).
Meskipun sama² memiliki 2 cores, secara
prinsip keduanya berbeda arsitektur. PD menempatkan kedua coresnya dlm 2
chip yg berbeda sedangkan A64 X2 kedua cores berada dlm 1 chip.
Biar gampang kita umpamakan saja prosesor
itu sebuah rumah. Lalu chip adalah kamar dan core adalah orang. Pada
PD, dua orang itu menempati 2 kamar yg berbeda dlm 1 rumah itu. Otomatis
krn kamarnya berbeda, untuk bisa saling komunikasi mereka harus memakai
interkom atau telepon, misalnya. Sedang A64 X2 menempatkan kedua orang
itu dlm 1 kamar sehingga komunikasi diantara keduanya jauh lbh mudah.
Jadi PD memiliki 2 chip dlm 1 prosesor, sedang A64 X2 hanya punya 1
chip.
Istilah dual core jadi rancu ketika Intel
mempromosikan PD sbg dual core, padahal pengertian sesungguhnya dari
dual core adakah struktur yg dipakai di A64 X2. Sejatinya struktur PD
lbh tepat disebut double core. Tapi okey lah, bagi kita orang awam tdk
penting betul dual core atau double core.
Kemudian Intel meluncurkan prosesor yg
real dual core dgn nama dagang Core® 2 Duo (C2D). Mereka ingin nama
dagang Core bisa menggantikan Pentium, tapi rupanya konsumen masih
menempatkan nama Pentium dalam top-of-mind mereka. Sulit unt melupakan
Pentium. Akhirnya Intel meluncurkan juga Pentium Dual Core dgn serie
E21xx. Nah, tambah membingungkan lagi kan, ada Pentium D yg diklaim dual
core, ada C2D yg memang betul² dual core, lalu ada pula Pentium Dual
Core E21xx. Yah, bahasa marketing memang kadang suka membuat bingung.
Apalagi kalau marketingnya kelewat canggih kayak Intel.
Tapi secara hirarkis berdasar kinerjanya
(pada speed yg sama), untuk prosesor Intel berinti 2 (biar tdk bingung
antara double core dan dual core) adalah sebagai berikut
· C2D serie E8xxx
· C2D serie E6xxx
· C2D serie E4xxx
· Pentium Dual Core E21xx
· Pentium D
· C2D serie E8xxx
· C2D serie E6xxx
· C2D serie E4xxx
· Pentium Dual Core E21xx
· Pentium D
Sekarang sudah ada prosesor dengan 4
cores. Intel punya Core 2 Quadro (C2Q) sedang AMD punya Phenom X4.
Memang persaingan di antara keduanya tdk pernah habis (dan semoga jangan
sampai habis) karena dgn adanya persaingan maka teknologi akan semakin
cepat berkembang. Konsekuensinya harus lbh sering ganti komputer, atau
minimal upgrade, krn para pembuat perangkat lunak pun akan berlomba
menggunakan teknologi perangkat keras yg telah tersedia di pasar.
Siapkan dompet yg lebih tebal, terutama unt Anda yg selalu haus
mencicipi teknologi terbaru
AMD Triple-Core
Amerika Serikat, 17 September 2007. Tiga
core prosesor, mengapa tidak? Sepertinya itulah yang ada di benak para
ahli di AMD. Kemarin baru saja AMD memberikan berita resmi bahwa awal
tahun 2008 mereka akan meluncurkan prosesor baru dengan triple-core.
Prosesor baru ini dimasukkan ke keluarga prosesor quad-core AMD (Phenom)
yang rencananya dirilis tahun depan. Pada dasarnya prosesor triple-core
ini menggunakan desain yang sama dengan quad-core, namun AMD
“mematikan” satu core sehingga hanya tiga core yang berfungsi.
Bob brewer, corporate vice president of
marketing and strategy dari AMD menjelaskan bahwa sampai saat ini
penjualan prosesor quad-core masih sedikit dan belum banyak software
yang mendukung optimalisasi empat core. Akan tetapi, banyak aplikasi dan
pengguna yang menginginkan “sedikit tenaga lebih” dibandingkan prosesor
dual-core, di sinilah prosesor triple-core mereka akan mengisi pasar.
Lebih lanjut Brewer mengaku bahwa
kelahiran prosesor baru ini tidaklah direncanakan, namun efek dari
proses produksi quad-core AMD yang baru. “Quad-core kami menggunakan
desain yang berbeda dan lebih canggih (dari Intel), satu kesalahan kecil
saja akan menghancurkan satu batch prosesor di proses produksi”.
Prosesor dengan tiga core inilah yang kemudian muncul dari produksi
quad-core AMD yang tidak berhasil lolos uji lab.
Belum diperoleh data yang akurat tentang
gambaran kinerja prosesor triple-core AMD. Akan tetapi jike memuaskan,
tampaknya AMD bisa menambah ceruk pasarnya di dunia prosesor, terutama
bila perusahaan asal California ini pintar mematok harganya.
Prosesor Quad-Core Opteron
AMD memperkenalkan 4 prosesor Quad-Core
AMD Opteron SE yang diklaim bakal membantu para manager TI dalam
mengembangkan kemampuan datacenter mereka dalam rangka memenuhi
kebutuhan komputasi di lingkungan perusahaan.
Dibandingkan investasi untuk proprietary
hardware yang sangat mahal, prosesor produk ini dijanjikan bakal
mempermudah perusahaan mengembangkan datacenter mereka dengan lebih
mudah dan terjangkau ke server yang menawarkan fungsionalitas kelas
enterprise pada harga standar.
Penambahan inti menjadi 4 socket dan 8
socket pada server x86 ini memungkinkan pengguna mendapatkan keuntungan
terbaik dalam performa dan efisiensi, yang sangat penting untuk
menangani aplikasi-aplikasi database dan virtualisasi.
Sistem Prosesor Quad-Core AMD Opteron SE
akan tersedia dari perusahaan OEM Global dan penyedia solusi, termasuk
Hewlett-Packard, Sun Microsystems, Dell dan IBM.
Prosesor Quad Core AMD Opteron dengan
model 2360 SE (2,5 GHz), 2358 SE (2,4 GHz), 8360 SE (2,5 GHz) dan 8358
SE (2,4 GHz) telah tersedia dan telah mencatatkan rekor benchmark untuk
performa di industri.